selamat pagi semua semoga semua dalam keadaan sehat yahhh dan tetap semngat dalam belajar dan mengerjakan tugas, ingat ini adalah semester genap yang artinya nilai nilai pada semester ini juga mempengaruhi untuk nilai kenaikan kelas, jadi saya harap tugas tugas untuk segera di kerjakan.
pada materi sebelumnya kita sudah mempelajari tentang kehidupan masa pra aksara di Indoensia nah pada meteri kali ini kita akan mempelajari kebudayaan yang di hasilkan oleh manusia zaman pra aksara
ada 3 hasil kebudayaan yang akan kita pelajari yaitu Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Kebudayaan Dongson, dan Kebudayaan Sa Huynh, diharapkan setelah mempelajari materi hari ini kalian bisa mendeskripsikan atau memamaprkan dengan jelas tentang Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Kebudayaan Dongson, dan Kebudayaan Sa Huynh.
Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Kebudayaan Dongson, dan Kebudayaan Sa Huynh merupakan kebudayaan yang masuk ke Indonesia yang di bawa oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan setiap kebudayaan memiliki ciri ciri nya masing masing yang membedakan antara kebudayaan satu dan kebudayaan lain nya, untuk lebih jelasnya kita bahas satu satu yah hasil kebudayaan nya
1. Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia tidak dapat terlepas dari pengaruh kebudayaan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara. Interaksi antara bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Indonesia mampu mengembangkan kebudayaan manusia prasejarah di Indonesia. Bacson-Hoabinh merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia . Para ahli menduga bahwa kebudayaan ini muncul pada saat zaman batu karena kebudayaannya identik dengan alat-alat yang terbuat dari batu.Manusia pendukung dari kebudayaan bacson-hoabinh ini adalah manusia-manusia dari ras papua melanesoid. Karena memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan teknologi dan kebudayaan manusia purba di Indonesia. Kita sebagai pelajar harus mengetahui dan memahami kebudayaan ini.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kebudayaan Bacson-Hoabinh muncul di lembah sungai Mekong, Vietnam pada sekitar 10.000 hingga 4.000 tahun yang lalu. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia-manusia ini bermigrasi ke selatan, lebih tepatnya ke kepulauan Indonesia sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi. Migrasi manusia-manusia purba kebudyaaan Bacson Hoabinh ini kerap dikenal sebagai ras Proto Melayu karena merupakan salah satu leluhur dari ras melayu.
Kebudayaan Bacson-Hoabinh masuk ke Indonesia melalui 2 jalur, yaitu jalur Barat dan jalur Timur.
Ciri-ciri kebudayaan Bacson-Hoabinh
Jalur Barat memiliki rute : Vietnam – Thailand – Semenanjung Melayu – Indonesia Barat (Sumatera & Kalimantan). Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh melalui jalur barat adalah Melayu Austronesia. Hasil kebudayaan dari Bacson-Hoabinh jalur barat yang ditemukan di Indonesia adalah: Pebble (Kapak Sumatera) Kapak Pendek Alat-alat dari tulang
Sedangkan jalur Timur memiliki rute : Vietnam – Taiwan – Filiphina – Indonesia Timur (Sulawesi & Papua). Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh jalur Timur adalah Papua Melanosoid.
Hasil kebudayaan dari Bacson Hoabinh jalur timur yang ditemukan di Indonesia adalah Flakes (alat serpih).Sebagai kebudayaan yang muncul pada zaman batu, tentu saja kebudayaan Bacson-Hoabinh memiliki ciri khas yang mirip dengan kebudayaan-kebudayaan zaman batu pada saat itu.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari kebudayaan Bacson-Hoabinh
1. Menggunakan batu sebagai bahan dasar peralatannya
2. Batu sudah diolah, dihaluskan, dan ditajamkan
3. Menggunakan tulang-tulang pula sebagai bahan dasar alat-alatnya
4. Sudah mulai hidup menetap di gua-gua
Ciri utama dari kebudayaan Bacson-Hoabinh ini adalah alat-alat sehari-harinya yang terbuat dari bebatuan. Umumnya, batu yang digunakan adalah batu kali (batu sungai) yang sudah dihaluskan.
Umumnya, batu-batu ini dihaluskan dan juga ditajamkan dengan menggunakan batu lain ataupun alat serpih khusus. Batu tersebut juga dapat dikikis sehingga menciptakan bentuk-bentuk lain yang variatif. Oleh karena itu, pada zaman ini alat-alat batuan sudah cukup bervariasi bentuknya dan fungsinya.Berikut ini adalah ciri-ciri dari kebudayaan Bacson-Hoabinh
1. Menggunakan batu sebagai bahan dasar peralatannya
2. Batu sudah diolah, dihaluskan, dan ditajamkan
3. Menggunakan tulang-tulang pula sebagai bahan dasar alat-alatnya
4. Sudah mulai hidup menetap di gua-gua
Ciri utama dari kebudayaan Bacson-Hoabinh ini adalah alat-alat sehari-harinya yang terbuat dari bebatuan. Umumnya, batu yang digunakan adalah batu kali (batu sungai) yang sudah dihaluskan.
Selain batu, digunakan pula tulang belulang sebagai bahan dasar alat-alat sehari-hari. Umumnya, tulang digunakan sebagai bahan dasar penyerpih atau flakes.
Manusia purba pada zaman ini juga sudah mulai hidup secara menetap meskipun tidak secara permanen dan di gua-gua yang ada di alam.
Salah satu contohnya adalah pada gua-gua karang yang dikenal sebagai abris sous roche dimana ditemukan banyak tulang belulang serta bekas kebudayaan mesolitikum. Kebudayaan yang sudah mulai menetap ini pun menyebabkan penumpukan sampah-sampah dapur berupa kulit kerang yang dikenal sebagai Kjokkenmoddinger.
Sebagai salah satu kebudayaan utama dalam zaman batu, kebudayaan Bacson Hoabinh memiliki beberapa peninggalan yang hingga sekarang masih dapat kita lihat peninggalannya.
Berikut ini adalah beberapa peninggalan kebudayaan Bacson Hoabinh
- Flakes
- Kjokkenmoddinger
- Kapak Genggam
- Kapak Tulang
1. Flakes
Flakes adalah serpihan-serpihan yang digunakan untuk memotong suatu objek. Umumnya, flakes ini dibuat dari batuan atau tulang yang sudah ditajamkan. Selain itu, flakes juga dibut dalam bentuk-bentuk indah sebagai ornamen yang disebut sebagai kalsedon.
Kjokkenmoddinger adalah tumpukan-tumpukan sampah dapur yang didominasi oleh kulit kerang yang tertumpuk dan mengendap di suatu tempat.
Seiring dengan berjalannya waktu, tumpukan-tumpukan sampah ini akan mengeras dan berubah menjadi fosil.
Sekarang, para arkeolog dapat menemukan banyak peninggalan-peninggalan lain dari kebudayaan Bacson Hoabinh dan juga kebudayaan zaman batu lainnya dalam tumpukan-tumpukan Kjokkenmoddinger ini.
3. Kapak Genggam
Kapak genggam merupakan salah satu alat yang banyak digunakan pada zaman batu selain kapak perimbas. Dinamakan genggam karena kapak ini tidak memiliki pegangan, sehingga harus digenggam badan kapaknya. Bentuknya jauh berbeda dengan kapak yang sekarang digunakan oleh manusia modern. Sesuai dengan masanya, kapak ini juga dibuat dari batu yang sudah dihaluskan dan ditajamkan di beberapa bagian untuk membantu memotong.
Kapak genggam merupakan salah satu alat yang banyak digunakan pada zaman batu selain kapak perimbas. Dinamakan genggam karena kapak ini tidak memiliki pegangan, sehingga harus digenggam badan kapaknya. Bentuknya jauh berbeda dengan kapak yang sekarang digunakan oleh manusia modern. Sesuai dengan masanya, kapak ini juga dibuat dari batu yang sudah dihaluskan dan ditajamkan di beberapa bagian untuk membantu memotong.
4. Kapak Tulang
Kapak tulang adalah salah satu jenis kapak yang dibuat dari bahan dasar tulang belulang binatang.
Jenis kapak ini banyak ditemukan di daerah Ngandong yang memang terkenal dengan budaya Ngandong yang didominasi oleh alat-alat berbahan dasar tulang belulang.
Umumnya, kapak-kapak ini berbentuk seperti belati dan digunakan untuk mengambil umbi-umbian serta untuk menangkap ikan.
Kapak tulang adalah salah satu jenis kapak yang dibuat dari bahan dasar tulang belulang binatang.
Jenis kapak ini banyak ditemukan di daerah Ngandong yang memang terkenal dengan budaya Ngandong yang didominasi oleh alat-alat berbahan dasar tulang belulang.
Umumnya, kapak-kapak ini berbentuk seperti belati dan digunakan untuk mengambil umbi-umbian serta untuk menangkap ikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar