Kamis, 25 Maret 2021

Kerajaan Islam di Pulau Jawa ( Kerajaan Demak )

 Assalamualaikum selamat pagi semua gmn kabar nya semoga semua dalam keadaan sehat yah

hari ini kita akan melanjutkan materi masih tetap tentang kerajaan kerajaan Islam di Indonesia, jika pada materi sebelumnya kita sudah mempelajari tentang kerajaan kerajaan yang ada di pulau Sumatra, kali ini kita akan mempelajari kerajaan yang ada di pulau jawa, adapun tujuan pembelajaran kali ini adalah siswa dapat menjelaskan tentang kerajaan kerajaan yang ada di pulau Jawa.

Ada banyak kerajaan Islam di pulau Jawa di antaranya Demak, Banten, Pajang, Mataram dll. melemahnya kerajaan Hindu Budha yang ada di pulau Jawa juga menjadi salah satu faktor berkembangnya kerajaan Islam di pulau Jawa, mengapa Islam begitu bisa berkembang pesat di pulau Jawa??? tentunya sudah di bahas pada materi sebelumnya, jangan sampai lupa atau tidak di baca yah.... 

1. Kerajaan Demak

Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan islam di jawa selanjutnya, para walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren di desa glagah wangi.Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa. 

Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.

Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang adipatinya memeluk agam islam.

Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim di desa glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.

Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :
  1. Menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang mengandung air ( rawa)
  2. Menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada waktu itu.
  3. Menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya pegangan atau pemberian.

Letak Peta Lokasi Kerajaan Demak

Dari hasil penilitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang bahan-bahan sejarah islam di jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada beberapa pendapat mengenai letak kesultanan ( istana kerajaan ) Demak, yaitu ;
  • Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama para walisongo merupakan lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman rade Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya diperkirakn sekitar stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “
  • Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil ( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.
  • Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung demak, menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu terdapat makam kiyai GUNDUK.. menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang ditanam itu sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).

Raja Raja Kerajaan Demak

1. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Raden Patah ( 1500 – 1518 )
Raden Patah pada masa sebelum mendirikan Kerajaan Demak terkenal dengan nama Pangeran Jimbun, dan setelah menjadi pendiri kerajaan Demak raja bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah. kerajaan Demak menjadi kerajaan besar dan menjadi pusat penyebaran agama Islam yang penting Pada masa pemerintahan Raden Patah, dan Raden Patah juga membangun Masjid Agung Demak yang letaknya ditengah kota Alun-alun Demak.
Kedudukan Demak semakin penting peranannya sebagai pusat penyebaran agama Islam setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Namun, walaupun begitu hal itu suatu saat juga menjadi ancaman bagi kekuasaan Demak. Karena itu pada tahun 1513, Raden Patah mengutus putranya sendiri yaitu Pati Unus dan para armadanya diutus untuk menyerang Portugis di Malaka. Walau Serangan ke Malaka sudah dibantu oleh Aceh dan Palembang tetapi gagal dikarenakan kualitas persenjataan yang kurang memadai dibanding Portugis di Malaka.

2. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Pati Unus ( 1518 – 1521 )
Pada tahun 1518 ketika Raden Patah sudah wafat kemudian pemerintahan Kerajaan Demak digantikan putranya sendiri yaitu Pati Unus. Pati Unus sangat terkenal sebagai panglima perang yang gagah berani dan pernah memimpin perlawanan terhadap Portugis yang telah menguasai Malaka. dan karena keberaniannya itu Pati Unus mendapatkan julukan Pangeran Sabrang lor. Ia juga mengirim Katir untuk mengadakan blokade terhadap Portugis di Malaka, hal itu mengakibatkan Portugis kekurangan bahan makanan.

3. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 )
Ketika Pati Unus wafat, pati unus tidak memiliki putra.jadi tahta kerajaan digantikan oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. dan di bawah pemerintahan Sultan Trenggono inilah pemerintahan Demak mencapai masa kejayaannya. Raden Trenggono dikenal sebagai raja yang sangat bijaksana dan gagah berani. dan berhasil memperlebar wilayah kekuasaannya yang meliputi dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pada turun-temurun berdirinya demak sampai masa pemerintahan Raden Trenggono Musuh utama Demak adalah Portugis yang mulai memperluas pengaruhnya ke jawa Barat dan alhasil pihak portugis bisa mendirikan benteng Sunda Kelapa di jawa barat.
Pada tahun 1522 Sultan Trenggono mengirim tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah yang bertujuan untuk mengusir bangsa Portugis dari sunda kelapa. Tahun 1527 Fatahillah dan para pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Dan Sejak saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan yang sempurna danampai saat ini dikenal dengan nama Jakarta.
Sultan Trenggono yang berencana menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan Demak dan untuk mewujudkan cita-cita itu Sultan Trenggono mengambil langkah cerdas sebagai berikut :
menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur ( kerajaan Hindu Supit Urang )
dipimpin Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil
karena Sultan Trenggono meninggal
menyerang Jawa Barat ( Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon ) dipimpin Fatahillah mengadakan perkawinan politik. Misalnya :
Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya ( adipati Jepara )
Fatahillah dijodohkan dengan adiknya
Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya ( menjadi Raja Cirebon )
Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya ( adipati Pajang )

Sumber Sejarah Kerajaan Demak

Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475. Bukti sejarah yang mengabarkan tentang keberadaan kerajaan ini di masa lalu sudah cukup banyak didapatkan. Adapun beberapa bukti lain yang berupa peninggalan bersejarah seperti bangunan atau benda-benda tertentu juga masih terpelihara hingga sekarang. Beberapa bangunan atau benda peninggalan kerajaan Demak yaitu sebagai berikut :1. Masjid Agung Demak
Peninggalan Kerajaan Demak yang paling dikenal tentu adalah Masjid Agung Demak. Bangunan yang didirikan oleh Walisongo pada tahun 1479 ini masih berdiri kokoh hingga saat ini meski sudah mengalami beberapa renovasi. Bangunan ini juga menjadi salah satu bukti bahwa kerajaan Demak pada masa silam telah menjadi pusat pengajaran dan penyebaran Islam di Jawa. Jika Anda tertarik untuk melihat keunikan arsitektur dan nilai-nilai filosofisnya , datanglah ke masjid ini. Letaknya berada di Desa Kauman, Demak – Jawa Tengah.
2. Pintu Bledek
Dalam bahasa Indonesia, Bledek berarti petir, oleh karena itu, pintu bledek bisa diartikan sebagai pintu petir. Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi pintu utama dari Masjid Agung Demak. Berdasarkan cerita yang beredar, pintu ini dinamai pintu bledek tak lain karena Ki Ageng Selo memang membuatnya dari petir yang menyambar. Saat ini, pintu bledek sudah tak lagi digunakan sebagai pintu masjid. Pintu bledek dimuseumkan karena sudah mulai lapuk dan tua. Ia menjadi koleksi peninggalan Kerajaan Demak dan kini disimpan di dalam Masjid Agung Demak.
3. Soko Tatal dan Soko Guru
Soko Guru adalah tiang berdiameter mencapai 1 meter yang berfungsi sebagai penyangga tegak kokohnya bangunan Masjid Demak. Ada 4 buah soko guru yang digunakan masjid ini, dan berdasarkan cerita semua soko guru tersebut dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Sang Sunan mendapat tugas untuk membuat semua tiang tersebut sendiri, hanya saja saat ia baru membuat 3 buah tiang setelah masjid siap berdiri. Sunan Kalijaga dengan sangat terpaksa kemudian menyambungkan semua tatal atau potongan-potongan kayu sisa pembuatan 3 soko guru dengan kekuatan spiritualnya dan mengubahnya menjadi soko tatal alias soko guru yang terbuat dari tatal.
4. Bedug dan Kentongan
Bedug dan kentongan yang terdapat di Masjid Agung Demak juga merupakan peninggalan Kerajaan Demak yang bersejarah dan tak boleh dilupakan. Kedua alat ini digunakan pada masa silam sebagai alat untuk memanggil masyarakat sekitar mesjid agar segera datang melaksanakan sholat 5 waktu setelah adzan dikumandangkan. Kentongan berbentuk menyerupai tapal kuda memiliki filosofi bahwa jika kentongan tersebut dipukul, maka warga sekitar harus segera datang untuk melaksanakan sholat 5 waktu secepat orang naik kuda.
5. Situs Kolam Wudlu
Situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan Masjid Demak. Situs ini dahulunya digunakan sebagai tempat berwudlu para santri atau musyafir yang berkunjung ke Masjid untuk melaksanakan sholat. Namun, saat ini situs tersebut sudah tidak digunakan lagi untuk berwudlu dan hanya boleh dilihat sebagai benda peninggalan sejarah.
6. Maksurah Maksurah
adalah dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang menghiasi bangunan Masjid Demak. Maksurah tersebut dibuat sekitar tahun 1866 Masehi, tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat menjabat sebagai Adipati Demak. Adapun tulisan dalam kaligrafi tersebut bermakna tentang ke-Esa-an Alloh.
7. Dampar Kencana
Dampar kencana adalah singgasana para Sultan yang kemudian dialih fungsikan sebagai mimbar khutbah di Masjid Agung Demak. Peninggalan Kerajaan Demak yang satu ini hingga kini masih terawat rapi di dalam tempat penyimpanannya di Masjid Demak.
8. Piring Campa
Piring Camapa adalah piring pemberian seorang putri dari Campa yang tak lain adalah ibu dari Raden Patah. Piring ini jumlahnya ada 65 buah. Sebagian dipasang sebagai hiasan di dinding masjid, sedangkan sebagian lain dipasang di tempat imam.

Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Demak

Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas dikelilingi peraiaran laut Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan Demak yang terletak antara bergola dan jepara, dimana bergola adalah sebuah pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ), sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.
Kehidupan politik lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yag sudah hancur, maka Demak berkembang menjadi kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki peranan penting dalam rangka penyebaran agama islam, khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511

Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya

Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak, karena Demak terletak di wilayah yang sangat strategis yaitu di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangannya, Demak berperan sebagai penghubung daerah penghasil rempah-rempah di wilayah Indonesia bagian timur dan penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat.
Dengan demikian perdagangan di Demak semakin berkembang. Dan hal in juga didukung oleh pengusaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian, kegiatan perdagangannya di tunjang oleh hasil pertanian, yang mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan dibidang ekonomi.
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam pertama di pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang memberi nasihat kepada Raden Patah untuk membuat siasat[1][1][1] menghancurkan kekuatan potugis dan membuat pertahanan yang kuat di Indonesia.
Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/ bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun di Pondok Pesantren, sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiah ( Persaudaraan di antara orang- orang Islam )
Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang menarik yang merupaka peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid Demak, dimana salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan- pecahan kayu yang disebut dengan soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Majid ( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar- dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut menunjukan adanya akulturasi kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam.
Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah abad, ada beberapa hasil peradaban Demak yang sampai saat ini masih dapat dirasakan. Misalnya :

  • Sultan Demak, Senopati Jimbun pernah menyusun suatu himpunan undang-undang dan peraturan di bidang pelaksanaan hukum. Namanya : Salokantara, sebagai kitab hukum, maka di dalamnya antara lain menerangkan tentang pemimpin keagamaan yang pernah menjadi hakim. Mereka disebut dharmahyaksa dan kertopapatti.
  • Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah dipakai Imam di Masjid Demak. Hal in juga terkait dengan orang yang terpenting disana, yaitu nama Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu juga dikaitkan dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon. Ternyata istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh imam-imam masjid.
  • Bertambahnya bangunan-bangunan militer di Demak dan ibukota lainnya di Jawa pada abad XVI.
  • Peranan penting Masjid Demak sebagai pusat peribadatan Kerajaan Islam pertama di Jawa. Dengan Masjid, umat Islam di Jawa daapt mengadakan hubungan dengan pusat-pusat Islam Internasional di luar negeri ( di Tanah Suci, maka dengan kekhalifahan Ustmaniyah di Turki ).
  • Munculnya kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, gamelan, tembang macapat, pembuatan keris, dan hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai penemuan para wali yang sezaman dengan Kerajaan Demak.
  • Perkembangan sastra Jawa yang terpusat di bandar-bandar pantai utara dan pantai timur Jawa yang mungkin sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-masa selanjutnaya “diislamkan”.
Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa dilepaskan dari peran serta Islam dalam menyusun dan membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak yang lebih Unggul, disamping itu peran serta para pemimpin dan para Wali juga turut membantu kejayaan Kerajaan Demak.

Perang Saudara Kerajaan Demak

Perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak sulung Raden Patah yaitu Adipati Unus yang manjadi putra mahkota. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak dari Raden Patah. Persaingan ketat anatara Sultan Trenggana dan Pangeran Seda Lepen (Kikin). Akhirnya kerajaan Demak mampu dipimpin oleh Trenggana dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran Seda Lepen.

Dan akhirnya sultan Trenggana manjadi sultan kedua di Demak. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggana (1521-1546), Demak mencapai puncak keemasan dengan luasnya daerah kekuasaan dari Jawa Barat sampai Jawa timur. Hasil dari pemerintahannya adalah Demak memiliki benteng bawahan di barat yaitu di Cirebon. Tapi kesultanan Cirebon akhirnya tidak tunduk setelah Demak berubah menjadi kesultanan pajang.
Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan dan menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga perempuan, menikah dengan pangeran kalinyamat, anak yang keempat perempuan, menikah dengan pangeran dari Cirebon, anak yang kelima perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir, dan anak yang terakhir adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh Sunan Kudus untuk membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen pada saat perebutan kekuasaan.
Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa menjadi raja Demak yang berdaulat penuh. Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak, anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di Demak. Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakan pasukannya untuk menyerang Demak. Pada masa itu posisi Demak sedang kosong armada. Armadanya sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya Penangsang membumi hanguskan Demak. Yang tersisa hanyalah masjid Demak dan Klenteng.
Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke Semarang, tetapi masih bisa dikejar. Sunan prawoto gugur dalam pertempuran ini. Dengan gugurnya Sunan Prawoto, belum menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih ada seseorang lagi yang kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka Tingkir. Jaka Tingir adalah anak dari Ki Ageng Pengging bupati di wilayah Majapahit di daerah Surakarta.
Dalam babad tanah jawi, Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan Prawoto dan Pangeran Kalinyamat, sehingga tersisa Jaka Tingkir. Dengan kematian kalinyamat, maka janda dari pangeran kalinyamat membuat saembara. Siapa saja yang bisa membunuh Arya Penangsang, maka dia akan mendapatkan aku dan harta bendaku. Begitulah sekiranya tutur kata dari Nyi Ratu Kalinyamat. Mendengar hal tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya, karena beliau juga adik ipar dari Pangeran Kalinyamat dan Sunan Prawoto. Jaka Tingkir dibantu oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng Pamanahan. Akhirnya Arya Panangsang dapat ditumbangkan dan sebagai hadiahnya Ki Ageng Panjawi mendapatkan hadiah tanah pati, dan Ki Ageng Pamanahan mendapat tanah mataram.

Kehidupan Politik Kerajaan Demak

Raja pertama dari Kerajaan Demak ialah Raden Patah yang bergelar Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama.
Pada tahun 1507, Raden Patah turun tahta dan digantikan oleh seorang putranya yang bernama Pati Unus. Sebelum diangkat menjadi Raja, Pati Unus sebelumnya sudah pernah memimpin armada laut kerajaan Demak untuk menyerang Portugis yang berada di Selat Malaka.Sayangnya, usaha Pati Unus tersebu
t masih mengalami kegagalan. Namun karena keberaniannya dalam menyerang Portugis yang ada di Malaka tersebut, akhirnya Pati unus mendapat julukan sebagai Pangeran Sabrang Lor.
Lalu pada tahun 1521, Pati Unus wafat dan tahtanya digantikan oleh adiknya yang bernama Trenggana. Pada masa inilah kerajaan Demak mencapai pusak kejayaannya.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak
Kerajaan Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang ada di Nusantara, Demak memegang peran yang sangat penting dalam aktivitas perekonomian antarpulau.
Demak memiliki peran yang penting karena memiliki daerah pertanian yang lumayan luas dan menjadi penghasil bahan makanan seperti beras. Selain itu, perdagangannya juga semakin meningkat. Barang yang banyak diekspor yaitu Lilin, Madu dan Beras.
Barang-barang tersebut lalu diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Aktivitas perdagangan Maritim tersebut telah menyebabkan kerajaan demak mendapat keuntungan sangat besar. Banyak kapal yang melewati kawasan laut jawa dalam memasarkan barang dagangan tersebut.

Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya dengan menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di nusantara.

Di bawah Pimpinan Pati Unus( Pangeran sabrang Lor )

Demak di bawah Pati Unus adalah Demak yang berwawasan nusantara. Visi besarnya adalah menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di Malaka. Kemudian beberapa kali ia mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis di Malaka.

Di bawah Pimpinan Sultan Trenggana

Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546).

Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Salah seorang panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu raja Trenggana. Sementara Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan Banten sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke Kudus.

Runtuhnya Kerajaan Demak

Pemerintahan Raden Patah kira-kira berlangsung di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke 16. Tatkala perjuangan Raden Patah melawan Portugis belum selesai, pada tahun 1518 beliau wafat, dan digantikan oleh puteranaya, Adipati Unus ( Pangeran Sebrang Lor ). Dikenal denagan nama tersebut, karena dia pernah dia menyebrang ke utara untuk menyerang Portugis yang ada disebelah utara( Malaka ).
Disamping itu, dikenal dengan nama CuCu Sumangsang atau Aria Penangsang. Namun sayang, dia hanya memerintah selam tiga tahun sehingga usahanya sebagai negarawan tidak banyak diceritakan. Konon, dia mempunyai armada laut yang terdiri dari 40 kapal juang yang berasal dari daerah-daerah taklukan, terutama yang diperoleh dari Jepara.

Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara Adipati Unus. Dia memerintah tahun 1512-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah diperluas ke barat dan ke hulu Sungai Brantas atau pada saat ini dikenal dengan kota Malang. Sebagai lambang kebesaran Islam, Masjid Demak pun dibangun kembali.

Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran Trenggono tidak kalah oleh para pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di Malaka, dirasanaya sebagai ancaman dan bahaya.Untuk menggempur langsung dia belum sanggup. Namun demikian, dia berusaha perluasan daerah-daerah yang dikuasai oleh Portugis yang telah berhasil menguasai pula daerah pase di Sumatra Utara. Seorang ulam terkemuka dari pase Faittahilah yang sempat melarikan diri dari kepungan orang Portugis, di terima oleh Trenggono.

Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata Fattahilah dapat menghalangi kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut kunci-kunci perdagangan Kerajaan Pejajaran di Jawa Barat yang belum masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon. Sementara itu, Trenggono sendiri berhasil menaklukan Mataram dipedalaman Jawa Tengah dan juga Singasari Jawa Timur bagian selatan. Pasuruan dan Panukuan dapat bertahan, sedangkan Blambangan menjadi bagian Kerajaan Bali yang tetap Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Trenggono Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono, timbulah pertengkaran yang maha hebat di Demak tentang siapa yang menggantikannya.
Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran antara para calon pengganti Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya. Para calon pengganti raja yang bertikai itu adalah anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya merebut tahta Demak. Arya penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk merebut takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian ayahnya.
Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto.

Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni Rangkud setuju. Ia lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan sedang berlindung di balik punggungnya. Akibatnya ia pun tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan sisa-sisa tenaganya.

Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar pengaruhnya, istri adipati Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat senjata dan dibantu oleh adipati yang lain untuk melawan Arya Penangsang. Salah satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu Sultan Trenggono yang berkuasa di Pajang ( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir dapat membuuh Arya Penangsang. Pada tahun 1586, Keraton Demak pun dipindah ke Pajang.
Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks-Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Selasa, 23 Maret 2021

KEBUDAYAAN PACITAN

 Assalamualaikum selamat pagi semua

pada materi sebulumnya kita sudah mempelajari tentang kebudayang Dogson, nah kali ini kita akan mempelajari kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong, jika kebudayaan Bacson Hoabinh merupakan kebudayaan dari luar nusantara tepatnya dari Vietnam dan masuk ke wilayah nusantara di bawa oleh ras ras pendatang, sedangkan kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong adalah kebudayaan yang di kembangkan oleh manusia purba yang menghuni nusantara
adapaun tujuan dari pembelajaran hari ini adalah siswa dapat menjelaskan pengertian kebudayaan Pacitan serta perseberan kebudayaan Pacitan.

Kebudayaan Pacitan 

Kebudayaan Pacitan merupakan salah satu kebudayaan manusia purba di Indonesia yang sangat penting. Pacitan yang terletak di Jawa Timur ini, merupakan tempat yang menyimpan sejuta harta karun berupa peninggalan peradaban kuno. Selain artefak, Pacitan juga menyimpan banyak fosil manusia purba. Karena peninggalan sejarahnya, sudah banyak arkeolog yang berdatangan ke kota tersebut. Mungkin bila dilihat di zaman sekarang yang serba maju ini, sangatlah jauh berbeda dengan Pacitan 1000 tahun yang lalu. Bila sekarang, orang berkunjung ke Pacitan tentu ingin melihat keindahan laut samudera Indonesia. Tetapi, kota ini ternyata memiliki segudang artefak sejarah yang tidak kalah menarik. Kota Pacitan kian terkenal karena dianggap sebagai salah satu daerah yang memiliki 
peradaban zaman paleolitikum. Bila kita telusuri, peninggalan kebudayaan pada zaman batu tua atau paleolitikum ini tidaklah tersebar luas di Indonesia. Tercatat hanya terdapat 2 daerah yang menjadi patokan dan salah satunya kota yang sering dinamai dengan “1001 Goa”.
Menurut sejarah yang beredar zaman paleolitikum di Indonesia menyoroti 2 titik, yaitu daerah:
1. Pacitan
2. Ngandong
Kedua daerah tersebut terlihat kuat memiliki bukti- bukti otentik peradaban paleolitikum. Kebudayaan Pacitan muncul di Pacitan, sedangkan di daerah Ngandong, muncul kebudayaan Ngandong

Pengertian Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan adalah sebutan untuk kebudayaan manusia yang muncul dan berkembang di sekitar daerah Pacitan. Pada zaman dahulu, terdapat 2 jenis kebudayaan utama manusia purba, yaitu kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Keduanya memiliki keunikan yang berbeda-beda. Namun tantangan untuk menemukan peradaban ini tergolong sulit. Hal tersebut diakibatkan cagar alam yang sudah tidak singkron lagi dengan fakta yang tersebar. Padahal penemuan arkeologi sangat penting untuk membantu para arkeolog dalam menemukan beberapa penemuan prasejarah. Khususnya di daerah Pacitan ini, terdapat beberapa goa yang menjadi akses untuk mendapatkan informasi penting terkait zaman paleolitikum tersebut. Pacitan merupakan daerah yang sangat cocok untuk peradaban karena terdapat aliran sungai- sungai strategis yang menjadikannya tempat favorit untuk tempat tinggal.
Semua faktor tersebut mendukung lahirnya kebudayaan kuno Pacitan yang dikenal saat ini.

Ciri Ciri Kebudayaan Pacitan
Agar kalian dapat membedakan kebudayaan Pacitan dengan kebudayaan-kebudayaan manusia purba lainnya di Indonesia, terdapat beberapa ciri yang dapat kalian gunakan.
Ciri-ciri tersebut antara lain adalah :
  • Ditemukannya alat batu dan kapak genggam oleh von koeningswald, kapak geggam itu berbentuk kapak tapi tidak memiliki gagang.
  • Ditemukannya perkakas seperti kapak perimbas (chopper), kapak penetak, pahat genggam, dan alat serpih (flake).
  • Manusia purba di zaman itu jenisnya adalah pithecanthropus erectus.
Ciri utama dari kebudayaan ini adalah dominasi alat-alat yang terbuat dari batu. Inilah yang membedakannya dengan kebudayaan Ngandong yang mengandalkan alat-alat tulang.

Hasil Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan memiliki beberapa peninggalan sejarah yang cukup menarik. Berikut ini adalah beberapa peninggalan yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih ada

  • Kapak perimbas
  • Kapak genggam
  • Chopper
Dalam perjalanan dan penelitiannya di sekitar Pacitan, arkeolog asal Belanda yaitu Von Koenigswald menemukan beberapa peninggalan yang dianggapnya sebagai benda antik. Setelah timnya meneliti ternyata alat-alat tersebut merupakan alat yang sudah berumur dan kuno. Alat tersebut diantaranya kapak yang terbuat dari batu namun tidak memiliki tuas pegangan. Setelah penemuan kapak tersebut dapat disimpulkan bahwa di daerah Pacitan kapak-kapak tersebut memang tidak memiliki gagang atau pegangan. Dengan teknologi modern kapak tersebut memang merupakan kapak yang biasa digunakan oleh manusia untuk kebutuhannya.
Terlebih terdapat DNA yang cocok untuk menjabarkan aktivitas dan kebutuhan zaman kuno tersebut.
Penemuan kapak perimbas ini memperkuat asumsi bahwa peradaban Pacitan ini berada pada era paleolitikum dan masih memiliki teknologi yang relatif sederhana. Selain itu, pada masa paleolitikum, mayoritas alat perkakas manusia dibentuk dari 2 bahan yaitu tulang dan batu-batuan. Namun sayangnya tidak seperti batu, tulang dianggap oleh kebudyaan Pacitan sebagai benda yang mampu menghilang dan dapat terkikis oleh waktu. Oleh karena itu artefak sejarah yang dianggap sebagai peninggalan kebudayaan Pacitan umumnya terbuat dari batu. Saat ini penemuan tulang untuk kebutuhan zaman paleolitikum di Pacitan hanya berupa alat-alat dapur. Contohnya spatula untuk mengolah bahan makanan atau ramuan, dan itu pun tidaklah banyak ditemukan.Hal ini bertolak belakang dengan kebudayaan Ngandong yang terkenal akan perkakasnya yang terbuat dari tulang-tulang.

Persebaran Kebudayaan Pacitan


Beberapa daerah di Pacitan ternyata menjadi saksi bisu kehidupan zaman manusia kuno. Tempat- tempat populer di Pacitan yang sering ditemukannya penemuan kuno antara lain ialah:
  • Desa Punung
  • Sungai Baksoko
  • Dusun Krajan
Karena banyaknya goa di daerah Pacitan ini, memungkinkan bahwa peradaban Pacitan era paleolitikum berawal dari goa- goa yang tersebar. Hal tersebut didukung oleh beberapa temuan peralatan berburu seperti kapak di goa- goa yang tersebar di Pacitan.
Dapat disimpulkan kehidupan nomaden dari peradaban tersebut tersebar seiring ditemukannya goa- goa itu. Selain disekitar daerah Pacitan, kebudayaan ini juga sudah mulai menyebark ke seantero wilayah Indonesia. Tercatat, kebudayaan Pacitan ditemukan pula di daerah
  • Lahat (sumatera selatan)
  • Awangbangkal (kalimantan selatan)
  • Cabbenge (sulawesi selatan)
Penemuan ini menandakan bahwa kebudayaan Pacitan juga tersebar secara cukup merata di Indonesia. Sama seperti kebudayaan Ngandong yang juga sangat populer pada saat itu.

Manusia Pendukung Kebudayaan Pacitan

Manusia purba seperti Pithecanthropus Erectus dianggap sebagai ras manusia yang cocok akan peradaban batu di Pacitan. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa peralatan yang singkron dengan kebiasaan Pithecanthropus tersebut. Peralatan yang ditemukan dianggap menjadi peradaban tengah dari zaman batu. Peradaban tengah tersebut dianggap memiliki rentang waktu dari 2 juta sampai 11 ribu tahun yang lalu. Pada peradaban tengah itu disebut juga rentang waktu pleistosen. Gaya hidup manusia kuno di zaman tersebut hampir mirip dengan beruang. Mereka akan cenderung tinggal di goa- goa yang dirasa aman untuk berteduh. Tetapi ancaman dan kontur alam manusia purba akan didorong untuk mencari tempat yang lebih baik. Sehingga lahirlah istilah nomaden yang pada umumnya berpindah- pindah untuk periode tertentu. Pada zaman ini manusia seakan berpikiran simpel dengan tidak membuat hal- hal yang merepotkan contohnya bercocok tanam. Berburu adalah salah satu hal yang dianggap mudah bagi ras peradaban saat itu. Terlebih hutan sub- tropis Indonesia yang menawarkan beraneka ragam hewan dan tumbuhan. Tentunya peninggalan yang ditemukan di Pacitan adalah salah satu peninggalan yang mendukung akan aktivitas perburuan tersebut. Sebagai salah satu daerah yang menjadi saksi bisu peradaban paleolitikum, Pacitan menjadi daerah yang menarik untuk diteliti.
Peradaban paleolitikum atau zaman batu tua ini adalah salah satu zaman yang membuktikan bahwa manusia kuno tersebut mulai berpikir untuk menciptakan alat meskipun hanya bermodalkan batu. Mempelajari sejarah kuno menjadikan kita mengetahui pola pikir makhluk hidup untuk bertahan hidup.
Manusia purba adalah contoh bahwa setiap makhluk selalu memiliki pikiran untuk berubah dan berkembang. Meskipun hanya peninggalan purba, maka kita seharusnya tidak melupakan peradaban penting ini.

jadi perlu di ingat bahwa kebudayaan Pacitan ini mulai berkembang pada masa paleolitikum hal ini di buktikan oleh peralatan mereka yang menggunakan batu dan sangat sederhana, tidak ada aktivitas bercocok tanam pada masa itu dan kehidupan mengandalkan dari berburu atau food gathring, jadi dapat di simpulkan kebudayaan Pacitan lebih tua dari kebudayaan Bacson dan kebudayaan Dongson. 

 

Untuk yang ingin melihat vidio silahkan lihat vidio di bawah



Bagi yang belum memahami silahkan untuk japri via whatsapp,

Selasa, 16 Maret 2021

Kebudayaan Dongson

 Assalamualaikum selamat pagi semua semoga semuanya dalam keadaan sehat yah...

pada materi sebelumnya kita sudah mempelajari tentang kebudayaan bacson hoabinh, di katakan bahwa kebudayaan bacson ini berkembang di vietnam dan akhirnya menyebar sampai ke Nusantara, adapun masuknya kebudayaan ini melalui dua jalur yaitu jalur barat dan jalur timur, pada jalur barat yang membawa kebudayaan ini adalah Proto Melayu atau Melayu tua yang nantinya akan menjadi suku seperti Batak, Dayak dan Toraja sedangkan yang membawa kebudayaan ke arah timur adalah Papua Melanosoid yang nantinya menjadi suku suku di wilayah Indonesia bagian timur, nah pada materi hari ini kita akan melanjutkan pembahasan nya tentang kebudayaan dongson adapun tujuan pembelajaran hari ini adalah diharapkan setelah siswa mempelajari materi hari ini siswa dapat menjelaskan tentang kebudayaan dongson dan hasil hasil dari kebudayaan dongson

Sejarah Kebudayaan Dongson

Dalam perkembangan kebudayaan tumbuh di bagian Asia Tenggara, termasuk di Nusantara dari sekitar 1000 SM sampai 1 SM. Awalnya, berkembang Kebudayaan Dongson ini dimulai di Indochina, pada suatu masa peralihan yang dimulai sejak periode Mesolitik dan Neolitikum serta periode Megalitikum.
Ada juga Pengaruh kebudayaan Dongson sendiri sampai berkembang menuju Nusantara yang dikenal sebagai masa kebudayaan Perunggu. Dari semua yang ada dalam Kebudayaan Dongson, bisa dinyatakan suatu hasil karya kelompok dari bangsa Austronesia yang berdiam dan bermukim di bagian pesisir Annam, diperkirakan masa perkembangannya tersebut sekitar pada abad ke-5 sampai abad ke-2 Sebelum Masehi. Selanjutnya, pada kebudayaan dongson ini sendiri mengambil nama situs Dongson di Tanh hoa. Dari semuan Masyarakat yang hidup pada masa kebudayaan dongson, sebagian dari mereka petani dan peternak yang ahli dibidangnya. Dalam hal ini, disebabkan oleh mereka punya keterampilan dalam menanam padi dan memelihara kerbau atau bab serta mereka juga terampil dalam memancing.
Pada kelangsung kehidupan masyarakat ini mereka semua hidup dan berdiam didaerah – daerah pematang pesisir, yang bisa melindungi mereka dari bahaya banjir. Lalu, dengan rumah yang dibuat seperti panggung besar dengan atap yang melengkung lebar dan menjulur menaungi emperannya. Selain itu, banyak dari mereka seorang pelaut, yang berlayar hampir di seluruh Laut China dan ada dari sebagiannya sampai ke laut-laut selatan dengan memakai perahu yang panjang.

Jalur Persebaran Kebudayaan Dongson
Bangsa Deutro Melayu melakukan persebaran kebudayaan Dongson ke Indonesia melalui jalur Barat, yaitu Vietnam – Malaysia – Sumatera – Nusantara. Kedatangan bangsa Deutro Melayu di Indonesia berlansung pada sekitar tahun 500 Sebelum Masehi. Pengaruh Dongson di Indonesia berupa sistem teknologi dan kesenian, sistem kepercayaan, ilmu pengetahuan dan sistem ekonomi. Dalam sistem teknologi dan kesenian, hasil kebudayaan Dongson yang dapat ditemukan di Indonesia adalah : Bejana, perunggu, Nekara perunggu, Perhiasan perunggu, Ara Perunggu, Kapak Corong, Manik-manik.

Ciri-Ciri Kebudayaan Dongson

Sebagai salah satu kebudayaan yang merupakan kebudayaan zaman logam, atau lebih tepatnya zaman perunggu, kebudayaan Dongson sudah memiliki kebudayaan yang kompleks dan teknologi yang tinggi.
Berikut ini adalah ciri-ciri yang membedakan kebudayaan Dongson dengan kebudayaan-kebudayaan lainnya
  • Peralatan yang terbuat dari logam
  • Kebudayaan yang dipengaruhi beberapa aliran
  • Pola hiasan unik
  • Hidup menetap
  • Sistem kepercayaan yang sudah semakin kompleks

                                    Gambar bercocok tanam 
Agar kalian lebih paham, akan dijelaskan secara lebih rinci ciri-ciri tersebut dibawah ini

1. Peralatan Terbuat dari Logam
Sebagaimana telah dijelaskan diatas, kebudayaan satu ini identik dengan zaman perunggu. Dimana banyak sekali alat-alat rumah tangga atau untuk kebutuhan lainnya yang terbuat dari logam, tepatnya logam perunggu.Hal ini terjadi karena sudah terdapat kelompok masyarakat yang mendalami ilmu pengolahan logam dan pembuatan alat-alat sehari-hari. Terbentuknya kelompok masyarakat dengan keterampilan khusus ini juga membuat kebudayaan Dongson sebagai salah satu kebudayaan utama dalam masa perundagian di Indonesia.

2. Kebudayaan dipengaruhi Beberapa Aliran
Banyaknya aliran yang mempengaruhi kebudayaan ini dapat dilihat melalui peninggalan benda arkeolognya yang mirip dengan motif di beberapa wilayah. Misalnya motif benda yang mirip dengan yang ada di Kerajaan China. Selain itu, banyaknya aliran ini juga mempengaruhi bahan pembuatan peralatan yang berupa perunggu. Benda perunggu tersebut banyak yang ditemukan di Indonesia.
Budaya-budaya ini nantinya akan menyebabkan terjadinya asimilasi serta akulturasi budaya kedalam kebudayaan Dongson ini.Sehingga, muncul banyak sekali variasi kebudayaan, sesuai dengan wilayah masing-masing serta kearifan lokal dan norma-norma yang berlaku di wilayah tersebut.

3. Pola Hiasan Unik
Umumnya alat-alat serta artefak yang ditinggalkan oleh kebudayaan dongson memiliki pola hiasan yang relatif unik. Hiasan-hiasan ini umumnya dibentuk dengan pola-pola geometri yang juga menjadi ciri khas dari kebudayaan ini. Bentuk geometri-geometri yang sering digunakan antara lain adalah spiral, segitiga, dan garis-garis geometris yang simetris dan juga saling bersinggungan.

4. Hidup Menetap
Manusia dalam kebudayaan dongson sudah hidup menetap dalam kelompok-kelompok sosial tertentu. Hal ini terjadi karena mereka sudah mengerti cara membuat rumah permanen serta melakukan aktivitas pertanian subsisten dan peternakan sederhana. Dengan pola hidup yang menetap dan pembagian pekerjaan, nantinya akan terbentuk sistem sosial hierarkis dan juga pembagian pekerjaan. Pembagian pekerjaan inilah yang nantinya akan menghasilkan kelompok-kelompok tertentu dengan spesialisasi keahlian tertentu, sehingga mampu mengolah logam, atau bertani, dan menjalankan fungsi-fungsi spiritual tertentu.

Aspek Spiritual Kebudayaan Dongson
Senada dengan zaman-zaman sebelumnya, manusia yang berasal dari kebudayaan Dongson ini rata-rata masih menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme, seperti leluhur mereka.
Kepercayaan ini merupakan konsep yang mempercayai bahwa roh nenek moyang masih menjaga dan mengawasi kehidupan mereka. Oleh karena itu, roh-roh nenek moyang tersebut harus senantiasa dihormati. Selain itu, mereka juga percaya untuk meminta bantuan dan berdoa kepada roh-roh leluhur tersebut.

Peninggalan Kebudayaan Dongson

Sebagai salah satu kebudayaan utama yang menggunakan perunggu dalam pembuatan alat-alat sehari-hari mereka, maka peninggalan-peninggalan dari kebudayaan Dongson tentunya juga berupa alat perunggu.

Berikut ini adalah beberapa hasil peninggalan kebudayaan dongson yang harus kalian ketahui
  • Nekara perunggu
  • Perhiasan perunggu
  • Arca perunggu
  • Bejana perunggu
  • Kapak corong
Agar kalian lebih paham, peninggalan-peninggalan tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci dibawah ini

1. Nekara Perunggu

Nekara perunggu merupakan salah satu peninggalan sejarah dari Kebudayaan Dongson yang lumayan banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia. Artefak tersebut ditemukan di Kepulauan Kei, Pulau Selayar, Pulau Sengean, dan juga di daerah Bali. Nekara yang ditemukan di daerah timur Indonesia memiliki ukuran yang lebih besar daripada neraka di bagian Indonesia barat. Nekara perunggu memiliki bentuk unik yaitu menyerupai dandang yang telungkup. Bentuk ini juga dapat dikatakan seperti bentuk kerumbung dimana memiliki bagian atas dan tengah yang telah tertutup dan memiliki pinggang. Keunikan peninggalan kebudayaan ini telah disimpan di museum sejarah dan dapat dikunjungi secara bebas.

                                              Gambar Nekara Perunggu
2. Perhiasan Perunggu
Peninggalan sejarah Kebudayaan Dongson berikutnya yaitu Perhiasan perunggu yang dapat dijumpai di kawasan Malelo, Gilimanuk, Rembang, dan juga Anyer.Perhiasan penting dan bersejarah ini berupa cincin, kalung, gelang, dan juga beragam anting yang terbuat dengan logam perunggu. Peninggalan tersebut telah dialihkan sebagai warisan budaya dan tersimpan apik di museum.


                                            Gambar Perhiasan Perunggu

3. Arca Perunggu

Arca yang merupakan peninggalan kebudayaan yang berasal dari Vietnam ini terbuat dari perunggu dengan bentuk yang bervariasi. Terdapat bentuk orang yang memegang anak panah maupun busur panah, patung menunggang kuda, serta patung orang yang sedang menari. Masih banyak lagi bentuk arca perunggu lainnya yang mungkin belum ditemukan sampai detik ini. Arca perunggu di Indonesia ditemukan di beberapa wilayah. Wilayah tersebut yaitu Plembang, Bogor, Lumajang, serta kawasan Bangkina yang ada di Riau. Arca ini diyakini sebagai peninggalan Kebudayaan Dongson karena terbuat dari perunggu dan motifnya yang memiliki kesamaan dengan peninggalan lainnya.



                                                             Gambar Arca Perunggu

4. Bejana Perunggu
Penemuan penting selanjutnya yaitu bejana perunggu yang hanya ditemukan di kawasan Madura dan Kerinci.Bejana ini memiliki motif yang unik berupa huruf “J” yang membentuk gambar pilin yang tersusun secara geometri. Bejana perunggu memiliki bentuk menyerupai periuk dengan bentuk yang langsing. Bentuk dan motifnya yang unik ini memiliki keindahan tersendiri khas Dongsan.


                                                              Gambar Bejana Perunggu

5. Kapak Corong

Kapak corong merupakan salah satu peninggalan Kebudayaan Dongson yang ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia. Artefak tersebut ditemukan di sekitar wilayah Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Bali, dan juga Jawa. Kapak corong juga dapat ditemukan di sekitar kawasan Danau Sentani. Kapak corong yang bisa juga disebut dengan kapak sepatu ini memiliki bentuk unik dan dibuat dari bahan perunggu. Kapak ini memiliki bentuk sebilah kapak dan pada bagian atas berbentuk sebuah corong. Corong ini dapat digunakan sebagai tempat menaruh tangkai kayu dengan bentuk siku.


                                                                Gambar Kapak Corong
Jika kita lihat dari hasil kebudayaan nya, kebudayaan Dongson tentunya lebih maju dari pada kebudayaan sebelum nya ini dapat kita lihat dari peralatan peralatan dan cara mereka hidup pada kebudayaan Dongson masyarakat pada saat itu sudah mengenal sistem bercocok tanam dan berternak ( Food Producing ) tidak lagi mengandalkan makanan dari alam ( Food gathering ) dengan demikian mereka tidak lagi hidup secara nomaden atau berpindah pindah melainkan sudah hidup menetap, dengan hidup menetap kehidupan manusia pada masa itu sudah mulai terstruktur hal ini lah yang membuat kehidupan pada masa itu semangkin berkembang. 
sampai di sini materi kali ini saya harap kalian dapat memahaminya
jika ingin melihat dalam bentuk vidio silahkan tonton vidio di bawah ini



Selasa, 02 Maret 2021

Hasil Kebudayaan Bacson-Hoabinh

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
selamat pagi semua semoga semua dalam keadaan sehat yahhh dan tetap semngat dalam belajar dan mengerjakan tugas, ingat ini adalah semester genap yang artinya nilai nilai pada semester ini juga mempengaruhi untuk nilai kenaikan kelas, jadi saya harap tugas tugas untuk segera di kerjakan.
pada materi sebelumnya kita sudah mempelajari tentang kehidupan masa pra aksara di Indoensia nah pada meteri kali ini kita akan mempelajari kebudayaan yang di hasilkan oleh manusia zaman pra aksara
ada 3 hasil kebudayaan yang akan kita pelajari yaitu Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Kebudayaan Dongson, dan Kebudayaan Sa Huynh, diharapkan setelah mempelajari materi hari ini kalian bisa mendeskripsikan atau memamaprkan dengan jelas tentang Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Kebudayaan Dongson, dan Kebudayaan Sa Huynh.

Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Kebudayaan Dongson, dan Kebudayaan Sa Huynh merupakan kebudayaan yang masuk ke Indonesia yang di bawa oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan setiap kebudayaan memiliki ciri ciri nya masing masing yang membedakan antara kebudayaan satu dan kebudayaan lain nya, untuk lebih jelasnya kita bahas satu satu yah hasil kebudayaan nya

1. Kebudayaan Bacson-Hoabinh

Perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia tidak dapat terlepas dari pengaruh kebudayaan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara. Interaksi antara bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Indonesia mampu mengembangkan kebudayaan manusia prasejarah di Indonesia. Bacson-Hoabinh merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia . Para ahli menduga bahwa kebudayaan ini muncul pada saat zaman batu karena kebudayaannya identik dengan alat-alat yang terbuat dari batu.
Kebudayaan Bacson Hoabinh ini merupakan kebudayaan zaman batu yang berasal dari daerah lembah sungai Mekong, Vietnam. Kebudayaan ini masuk ke Indonesia sekitar 10.000 hingga 4.000 tahun yang lalu. Budaya ini muncul pada zaman mesolitikum dimana manusia masih menggunakan batu-batuan sebagai bahan dasar alat-alatnya. Sebagai salah satu kebudayaan utama pada zaman batu, Bacson-Hoabinh dianggap sebagai salah satu pusat kebudayaan zaman batu di Asia Tenggara dan Indochina.
Manusia pendukung dari kebudayaan bacson-hoabinh ini adalah manusia-manusia dari ras papua melanesoid. Karena memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan teknologi dan kebudayaan manusia purba di Indonesia. Kita sebagai pelajar harus mengetahui dan memahami kebudayaan ini.

Bacson – Hoabinh di Indonesia 

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kebudayaan Bacson-Hoabinh muncul di lembah sungai Mekong, Vietnam pada sekitar 10.000 hingga 4.000 tahun yang lalu. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia-manusia ini bermigrasi ke selatan, lebih tepatnya ke kepulauan Indonesia sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi. Migrasi manusia-manusia purba kebudyaaan Bacson Hoabinh ini kerap dikenal sebagai ras Proto Melayu karena merupakan salah satu leluhur dari ras melayu. 
Kebudayaan Bacson-Hoabinh masuk ke Indonesia melalui 2 jalur, yaitu jalur Barat dan jalur Timur. 
Jalur Barat memiliki rute : Vietnam – Thailand – Semenanjung Melayu – Indonesia Barat (Sumatera & Kalimantan). Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh melalui jalur barat adalah Melayu Austronesia. Hasil kebudayaan dari Bacson-Hoabinh jalur barat yang ditemukan di Indonesia adalah: Pebble (Kapak Sumatera) Kapak Pendek Alat-alat dari tulang 
Sedangkan jalur Timur memiliki rute : Vietnam – Taiwan – Filiphina – Indonesia Timur (Sulawesi & Papua). Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh jalur Timur adalah Papua Melanosoid.
Hasil kebudayaan dari Bacson Hoabinh jalur timur yang ditemukan di Indonesia adalah Flakes (alat serpih).

Ciri-ciri kebudayaan Bacson-Hoabinh 

Sebagai kebudayaan yang muncul pada zaman batu, tentu saja kebudayaan Bacson-Hoabinh memiliki ciri khas yang mirip dengan kebudayaan-kebudayaan zaman batu pada saat itu.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari kebudayaan Bacson-Hoabinh
1. Menggunakan batu sebagai bahan dasar peralatannya
2. Batu sudah diolah, dihaluskan, dan ditajamkan
3. Menggunakan tulang-tulang pula sebagai bahan dasar alat-alatnya
4. Sudah mulai hidup menetap di gua-gua

Ciri utama dari kebudayaan Bacson-Hoabinh ini adalah alat-alat sehari-harinya yang terbuat dari bebatuan. Umumnya, batu yang digunakan adalah batu kali (batu sungai) yang sudah dihaluskan.
Umumnya, batu-batu ini dihaluskan dan juga ditajamkan dengan menggunakan batu lain ataupun alat serpih khusus. Batu tersebut juga dapat dikikis sehingga menciptakan bentuk-bentuk lain yang variatif. Oleh karena itu, pada zaman ini alat-alat batuan sudah cukup bervariasi bentuknya dan fungsinya.
Selain batu, digunakan pula tulang belulang sebagai bahan dasar alat-alat sehari-hari. Umumnya, tulang digunakan sebagai bahan dasar penyerpih atau flakes.
Manusia purba pada zaman ini juga sudah mulai hidup secara menetap meskipun tidak secara permanen dan di gua-gua yang ada di alam.
Salah satu contohnya adalah pada gua-gua karang yang dikenal sebagai abris sous roche dimana ditemukan banyak tulang belulang serta bekas kebudayaan mesolitikum. Kebudayaan yang sudah mulai menetap ini pun menyebabkan penumpukan sampah-sampah dapur berupa kulit kerang yang dikenal sebagai Kjokkenmoddinger. 

Peninggalan Kebudayaan Bacson Hoabinh

Sebagai salah satu kebudayaan utama dalam zaman batu, kebudayaan Bacson Hoabinh memiliki beberapa peninggalan yang hingga sekarang masih dapat kita lihat peninggalannya.
Berikut ini adalah beberapa peninggalan kebudayaan Bacson Hoabinh
  • Flakes
  • Kjokkenmoddinger
  • Kapak Genggam
  • Kapak Tulang
Agar kalian lebih paham, dibawah ini akan dijelaskan mengenai peninggalan-peninggalan tersebut

1. Flakes
Flakes adalah serpihan-serpihan yang digunakan untuk memotong suatu objek. Umumnya, flakes ini dibuat dari batuan atau tulang yang sudah ditajamkan. Selain itu, flakes juga dibut dalam bentuk-bentuk indah sebagai ornamen yang disebut sebagai kalsedon.

2. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger adalah tumpukan-tumpukan sampah dapur yang didominasi oleh kulit kerang yang tertumpuk dan mengendap di suatu tempat.
Seiring dengan berjalannya waktu, tumpukan-tumpukan sampah ini akan mengeras dan berubah menjadi fosil.
Sekarang, para arkeolog dapat menemukan banyak peninggalan-peninggalan lain dari kebudayaan Bacson Hoabinh dan juga kebudayaan zaman batu lainnya dalam tumpukan-tumpukan Kjokkenmoddinger ini.

3. Kapak Genggam
Kapak genggam merupakan salah satu alat yang banyak digunakan pada zaman batu selain kapak perimbas. Dinamakan genggam karena kapak ini tidak memiliki pegangan, sehingga harus digenggam badan kapaknya. Bentuknya jauh berbeda dengan kapak yang sekarang digunakan oleh manusia modern. Sesuai dengan masanya, kapak ini juga dibuat dari batu yang sudah dihaluskan dan ditajamkan di beberapa bagian untuk membantu memotong.

4. Kapak Tulang
Kapak tulang adalah salah satu jenis kapak yang dibuat dari bahan dasar tulang belulang binatang.
Jenis kapak ini banyak ditemukan di daerah Ngandong yang memang terkenal dengan budaya Ngandong yang didominasi oleh alat-alat berbahan dasar tulang belulang.
Umumnya, kapak-kapak ini berbentuk seperti belati dan digunakan untuk mengambil umbi-umbian serta untuk menangkap ikan.

Kerajaan Islam di Sulawesi

 Assalamulaikum selamat pagi semua, semoga dalam keadaan sehat pada materi sebelumnya kita mempelajari tentang kerajaan Islam yang ada di Ka...