Selasa, 19 Januari 2021

Perkembangan Manusia Purba di Indonesia


Assalamualaikum bagaimana kabar hari ini? semoga semua pada sehat dan tetap semangat yah jangan lupa semester 2 ini adalah penentu kenaikan kelas, jadi saya harap pada semester ini kalian semua lebih aktif lagi dalam belajar...
pada semester 2 ini kita akan mempelajari 3 kopetensi dasar
1. Menganalisis persamaan dan perbedaan antara manusia purba Indonesia dan dunia dengan manusia modern dalam aspek fisik dan nonfisik
2. Menganalisis kehidupan awal manusia Indonesia dalam aspek kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
3. Menganalisis peradaban awal dunia serta keterkaitannya dengan peradaban masa kini pada aspek lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial

Pada hari ini kita akan mempelajari tentang perkembangan manusia purba di Indonesia, di harapkan setelah mempelajari materi ini kalian akan tahu bagaimana perkembangan manusia purba di Indonesia dan tentunya kalian dapat membedakan antara manusia purba dan manusia modern di lihat dari fisik maupun nonfisiknyaManusia purba atau yang biasa disebut dengan manusia prasejarah adalah manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa situs tempat dimana fosil manusia purba banyak ditemukan, seperti di Mojokerto, Solo, Ngandong, Pacitan, atau yang paling terkenal yaitu Sangiran.

Pencarian manusia purba di Indonesia dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :
– Tahap Pertama (1889-1909).
Pada tahap ini pencarian fosil manusia purba dilakukan oleh Van Rietchoten yang menemukan fosil manusia purba jenis Homo ditemukan di Wajak, Tulung Agung, Jawa Timur. Fosil yang ditemukannya diberi namaHomo Wajakensis. Penemuan yang dilakukan beliau menyebabkan seorang peneliti asal Belanda yang bernama Eugene Dubois yang semula meneliti di Sumatra mengalihkan penelitiannya ke Jawa.Eugene menemukan fosil Pithecanthropus Erectus di Trinil, Ngawi, Jawa Timur (1891).
– Tahap Kedua (1931-1941).
Pada tahap ini Oppenoorth, Ten Haar, Von Koenigsueld melakukan pencarian dari tahun 1931-1933 dan berhasil menemukan fosil Phitecanthropus Soloensis di sekitar sungai bengawan Solo,Ngandong, Blora, Jawa Tengah. Von Koenigsueld melanjutkan pencarian pada tahun 1936 dan berhasil menemukan Phitecanthropus Mojokertensis di Perning, Mojokerto, Jawa Timur.Pada tahun 1936-1941 Von masih melanjutkan pencarian dan menemukan Meganthropus Palaeojavanicus di Sangiran, Jawa Tengah.
– Tahap Ketiga (1952-sekarang).
Pada tahap ini Prof. Dr. Teuku Jacob
Pada tahap ini pencarian fosil manusia purba dipimpin oleh Prof. Teuku Jacob (bos arkeolog Indonesia) yang menemukan jenis fosil manusia purba yang sama dengan yang ditemukan sebelumnya yaitu Pithecanthropus.
Fosil-fosil manusia purba yang telah ditemukan di Indoneisa :
1. Homo wajakensis (Wajak, Aulung Agung, Jawa Timur)
2. Phitecanthropus Erectus (Trinil, Ngawi, Jawa Timur)
3. Phitecanthropus Soloensis (Ngandong, Blora, Jawa Tengah)
4. Phitecanthropus Mojokertensis (Perning, Mojokerto, Jawa Timur)
5. Meganthropus Paleojavanicus (Sangiran, Sragen, Jawa Tengah).
Ciri - Ciri Manusia Purba di Indonesia
1. Meganthropus (Manusia Purba Raksasa)
Fosil Meganthropus ditemukan oleh von Koeningswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941. Ia menemukan fosil rahang manusia berukuran besar. Berdasarkan hasil rekonstruksi, para peneliti kemudian menamakannya Meganthropus Paleojavanicus yang berarti manusia raksasa dari Jawa.
Sebab, manusia purba jenis ini memiliki rahang yang besar dan kuat serta badan tegap. Meganthropus diperkirakan hidup di zaman Pleistosen awal dan hidup dengan cara mengumpulkan makanan,, yakni tumbuh-tumbuhan.
Berikut adalah ciri-ciri Meganthropus:
1. Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat
2. Berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala
3. Bertulang pipi tebal, dengan tonjolan kening yang mencolok
4. Tidak berdagu

2. Pithecanthropus (Manusia Purba Berjalan Tegak)
Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak.
Paling tidak terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis.
Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.

Ciri-Ciri Pithecanthropus Erectus
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri Pithecanthropus Erectus, diantaranya adalah:
1. Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera. Maka dikenal juga dengan manusia kera berjalan tegak.
2. Dengan struktur tengkorak mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.
3. Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis manusia purba ini hampir sama namun diatas dengan insting hewan.
4. Pitecanthropus merupakan bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food Gathering).
5. Kehidupan primitif pada masa itu tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan kera di masa modern. Jenis manusia purba ini sangat di elukan oleh kalangan materialis, karena merupakan bukti adanya mahluk transisi yang menguatkan teori evolusinya Charles Darwin.

Ciri-Ciri Pithecanthropus Soloensis
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis, diantaranya adalah:
1. Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
2. Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
3. Tinggi sekitar 165–180 cm.
4. Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
5. Memiliki rahang bawah yang kuat.
6. Memiliki tulang pipi yang tebal.
7. Tulang belakang menonjol dan tajam.
8. Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat

Ciri-Ciri Pithecanthropus Mojokertensis
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus mojokertensis, diantaranya adalah:
1. Memiliki badan tegap
2. Tidak mempunyai dagu
3. Memiliki kening yang menonjol
4. Tinggi badan 165-180 cm
5. Mempunyai volume otak 750-1.300 cc
6. Tulang geraham dan rangnya lebih kuat
7. Tulang tengkorak tebal
8. Memiliki tulang tengkorak yang lonjong
9. Hidup sekitar 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu

3. Homo (Yang Sempurna)
Fosil jenis Homo ini pertama kali diteliti oleh von Reitschoten di Wajak, lalu penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama kawa-kwan dan telah menyimpulkan sebagai jenis Homo. Jenis manusia homo ini memiliki ciri-ciri muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol.
Pada bagian dahi juga masih tetap menonjol walaupun tidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Untuk bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang. Hidup dan perkembangan jenis manusia ini berkisar 40.000-25.000 tahun yang lalu. Untuk penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia saja tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan.
Homo sapiens yang artinya manusia sempurna baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Terkadang Homo sapiens juga diartikan dengan manusa bijak karena telah lebih maju dalam segi berfikir dan menyiasati tantangan alam.
para ahli Paleoanthropologi dapat menggambarkan bahwa perbedaan morfologi antara homo sapiens dengan pendahulunya, Homo erectus. Rangka Homo sapiens kurang kekar posturnya jika dibandingkan dengan Homo erectus salah satu alasannya karena pada bagian tulang belulangnya tidak setebal dan juga tidak sekompak Homo erectus.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa secara fisik Homo sapiens jauh lebih lemah jika dibandingkan pendahulunya, yang memiliki ciri-ciri morfologis dan biometriks Homo sapiens yang menunjukkan karakter yang cukup terbilang lebih berevolusi dan lebih modern jika dibandingan dengan homo erectus. Homo sapiens memiliki kapasitas otak yang jauh lebih besar yakni rata-rata 1.400 cc. Dengan atap tengkorak yang terbilang jauh lebih bundar dan memiliki postur tubuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis Homo erectus yang memiliki tengkorak panjang dan rendah, dengan kapasitas otak 1.000 cc.

Berdasarkan bukti penemuan sejauh ini manusia modern awal dikepulauan Indonesia dan Asia Tenggara paling tidak telah hadir sejak 45.000 tahun yang lalu dalam perkembangannya kehidupan manusia modern ini dapat dikelompokkan dalam tiga tahap yakni :
1. Kehidupan manusia modern awal yang kehadirannya hingga akhir zaman es ( sekitar 12.000 tahun lalu ).
2. Kehidupan manusia modern yang hidupnya belakangan dan memiliki karakter yang berdasarkan fisiknya dikenal dengan sebutan sebagai ras Austromelanesoid.
3. Mulai disekitar 4.000 tahun lalu muncul penghuni baru dikepulauan indonesia yang dikenal sebagai penurut bahasa Austronesia, berdasarkan karakter fisiknya makhluk manusia ini tergolong dalam ras monglid ras inilah yang kemudian berkembang hingga menjadi bangsa indonesia sekarang.

- Homo Sapiens 

Homo Sapiens bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah menyerupai dengan bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu, golongan manusia ini sudah memiliki strukur organisasi dan pembagian tugas.

Berdasarkan penelitian tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari manusia purba, tetapi kehidupan sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya dengan penelitian yang intens dan dalam jangka waktu lama.Homo Sapiens mereferensikan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki kelebihan dalam hal akal. Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa bertambah dalam khazanah dan pengalaman dengan produk tertentu.


Ciri-Ciri Homo Sapiens
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri homo sapiens, diantaranya adalah:
1.Volume otaknya antara 1.000 cc-1.200 cc;
2. Tinggi badan antara 130-210 m;
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5. Muka tidak menonjol ke depan;
6. Berdiri dan berjalan tegak,
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.

Dengan melihat spesifikasi diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens sudah menggunakan akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah memiliki karakteristik berburu. Tidak hanya mengumpulkan makanan seperti halnya jenis lain.

Homo sapiens juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai banya ragam dan budaya serta ras. Dengan mentahnya teori evolusi pada masa sekarang ini, muncul asumsi bahwa ‘manusia kera’ adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras. Seperti halnya ras Asia, Afrika dan Eropa. Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun memiliki keanekaragaman ras dan budaya. Secara telusur, menurut peneliti bahwa didapatkan leluhur manusia seperti ini :
  • Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus.
  • Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.
  • Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
  • Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerajaan Islam di Sulawesi

 Assalamulaikum selamat pagi semua, semoga dalam keadaan sehat pada materi sebelumnya kita mempelajari tentang kerajaan Islam yang ada di Ka...